Berikut ini kami tampilkan sosok remaja-remaja berprestasi tersebut beserta penemuan-penemuan mereka yang dirangkum dari situs Oddee dan Inhabitat.
1.
Azza Abdel Hamid Faiad, 16 tahun - Biofuel dari limbah plastik
Remaja Mesir yang satu ini telah
menciptakan sebuah penemuan yang pastinya akan sangat berguna untuk
menghadapi ancaman kelangkaan sumber daya alam di masa depan. Azza
berhasil menemukan cara agar sampah berbasis plastik yang menjadi
problem kelestarian lingkungan dewasa bisa diubah menjadi sumber bahan
bakar alami atau biofuel.Azza mengklaim kalau dirinya telah menemukan katalis bernama aluminosilikat, yang akan memecah sampah plastik dan menghasilkan produk gas seperti metana, propana, serta etana, yang kemudian dapat diubah menjadi etanol. Penemuan Azza ini bisa merubah arah ekonomi negaranya di masa depan. Konsumsi plastik di Mesir diperkirakan mencapai total satu juta ton per tahun. Dan Azza Abdel Hamid Faiad telah mengembangkan teknologi yang memungkinkan limbah nyaris tak bernilai yang menumpuk di negaranya tersebut agar bisa diubah menjadi bahan bakar senilai 78.000.000 dolar AS setiap tahun.
Saat ini Azza telah mempresentasikan hasil penelitiannya di forum internasional. Sekarang ini Mesir Petroleum Research Institute telah menunjukkan minat yang besar terhadap penelitiannya dan Azza sedang mengusahakan agar temuannya itu bisa segera dipatenkan dengan namanya.
2.
Jack Andraka, 15 tahun - detektor kanker pankreas
Lebih dari 85 persen dari pasien
penderita kanker pankreas terlambat didiagnosis terlambat, dan saat
diagnosis diputuskan kebanyakan dari mereka tinggal memiliki beberapa
persen kesempatan hidup saja. Berangkat dari pemikiran itu, Jack
Andraka, seorang murid SMA berusia lima belas tahun mencoba membuat
teknologi yang memungkinkan kanker pankreas dideteksi sejak dini.Jack meyakinkan seorang peneliti kanker terkemuka untuk membiarkan dia menggunakan laboratorium miliknya untuk mengembangkan teorinya tentang deteksi kanker pankreas. Dan kemudian Jack memang benar-benar berhasil menyelesaikan penelitiannya dengan hasil memuaskan. Penelitiannya itu kemudian masih harus menjalani serangkaian uji coba. Tetapi pada akhirnya detektor kanker milik Jack berhasil menarik perhatian industri bioteknologi dunia.
Temuan Jack berhasil menarik perhatian dunia internasional pada tahun 2011. Lebih mengejutkan lagi, karena penemuan sepenting itu ditemukan bukan oleh penelitian terkemuka dunia, tetapi oleh seorang remaja yang bahkan belum cukup umur. Jack bersama temuannya itu berhasil mengalahkan 1.500 kontestan dalam Intel International Science Fair. Pemuda yang mengklaim dirinya sebagai pecandu ilmu itu berhasil menggondol hadiah utama sebesar 100.000 dolar.
3.
Eesha Khare, 18 tahun - charger super cepat
Berkat penemuan seorang murid SMA
berusia 18 tahun asal Saratoga, California, Eesha Khare pada tahun 2013,
sekarang dunia sudah memiliki teknologi yang memungkinkan kita mengisi
daya baterai gadget dan peralatan bertenaga listrik lainnya dalam waktu
super singkat, yaitu 20 sampai 30 detik saja.Eesha telah menciptakan perangkat penyimpanan energi yang bisa terisi penuh hanya dalam hitungan detik. Perangkat itu sangat efisien dan hemat biaya. Terlebih lagi bisa bertahan selama 10.000 siklus pengisian ulang, 10 kali lebih lama dibandingkan baterai konvensional yang hanya bisa dipakai untuk 1.000 siklus.?
Penemuan Eesha ini memenangkan Intel Foundation Young Scientist Award di Intel International Science and
Engineering Fair yang diselenggarakan di Phoenix, Arizona. Eesha Khare memenangkan hadiah uang tunai sebesar 50.000 dolar AS di sebuah pameran sains internasional berkat penemuannya itu.
4.
Param Jaggi, 17 tahun - Algae Mobile
Sudah umum diketahui kalau kendaraan
bermotor seperti mobil dan motor menghasilkan emisi gas karbon dioksida
dan karbon monoksida yang ikut menyumbang bagi polusi udara. Tetapi
dengan kreativitas ternyata kendaraan bermotor pun bisa dimanfaatkan
untuk mengurangi polusi udara.Param Jaggi, seorang murid SMA Plano East berusia 17 tahun telah menemukan teknologi yang memungkinkan sebuah mobil mengonversi karbon dioksida menjadi oksigen selagi dikendarai. Param merancang perangkat yang dimasukkan ke dalam pipa knalpot di sisi belakang mobil. Perangkat ini dilengkapi dengan fungsi ganggang atau algae yang mampu menyerap gas dan mengonversinya menjadi oksigen melalui proses fotosintesis.
Param memenangkan penghargaan dari Badan Perlindungan Lingkungan untuk penemuan ramah lingkungan berkat perangkat knalpot mobil pembersih udara bernama Algae Mobile ciptaannya itu.. Param mendapatkan uang tunai 8.000 dolar selama beberapa tahun berturut-turut karena penemuannya itu. Dan pada tahun 2011, ia mendapatkan penghargaan di Intel International Science Fair.
5.
Boyan Slat, 19 tahun - Ocean Cleanup Array
Boyan Slat, 19 tahun, seorang remaja
asal Belanda mengklaim ia telah menemukan sebuah perangkat yang dapat
membersihkan sekitar 20 miliar ton sampah plastik dari lautan di dunia.
Boyan menciptakan perangkat terapung yang mampu mengumpulkan sampah
plastik di lautan dan sekaligus mengolahnya kembali di saat yang
bersamaan. Dan perangkat ini tidak akan membahayakan bagi hewan laut
atau plankton yang melaluinya.Boyan berpendapat kalau inovasinya itu bisa membuat perbedaan besar untuk kebersihan lautan dalam jangka pendek. Tetapi untuk jangka panjang masyarakat dunia memang harus mengurangi ketergantungan mereka terhadap produk plastik.
Boyan dan hasil temuannya itu berhasil memenangkan sejumlah penghargaan dari departemen kelautan. Sekarang ia menjadi mahasiswa di Delft University of Technology dan tampaknya tak berniat berhenti sampai di situ dalam berinovasi.
6.
Murid SMP Nigeria - Generator tenaga urin
Empat orang murid SMP asal Nigeria,
Duro-Aina Adebola (14), Akindele Abiola (14), Faleke Oluwatoyin (14),
dan Bello Eniola (15) telah memukau para peneliti dengan hasil temuan
mereka, generator atau pembangkit listrik dengan tenaga urin. Gadis-gadis itu mengembangkan generator yang bisa menghasilkan daya untuk enam jam hanya dengan satu liter urin. Perangkat ciptaan mereka ini akan mengisolasi hidrogen dalam air seni agar dapat digunakan sebagai sumber energi. Hidrogen kemudian dimurnikan dengan filter air khusus, kemudian diekstraksi ke dalam tabung gas. Hidrogen ini kemudian dimurnikan sekali lagi dalam silinder yang menyaring semua cairan dari hidrogen tadi.
Tumbuh di daerah dengan sumber daya alam terbatas rupanya membuat kreativitas gadis-gadis itu tertantang. Mereka jadi terinspirasi untuk menciptakan sistem energi alternatif yang bisa dikembangkan untuk mengatasi keterbatasan sumber daya di daerah mereka. Dan jika rata-rata orang memproduksi sekitar dua liter urin per hari, sehingga generator kecil ini dapat dengan mudah dioperasikan oleh setiap orang. Generator energi ini akan sangat berguna pada situasi darurat di mana sumber energi konvensional sulit dicari.
7.
Elif Bilgin, 16 tahun - Bioplastik dari kulit pisang
Seorang remaja asal Turki berusia enam
belas tahun, Elif Bilgin telah menciptakan plastik ramah lingkungan yang
terbuat dari limbah kulit pisang. Ide Elif ini diawali ketika ia
mendapati kandungan pati dan selulosa yang terkandung dalam lapisan luar
kulit pisang berguna untuk menjaga kesegaran daging buah pisang di
dalamnya. Ia juga mencatat kulit mangga yang dimanfaatkan dalam produksi
plastik. Kemudian ia berteori kalau bahan tersebut dapat digunakan
untuk membuat bahan yang isolator yang mampu melindungi kabel. Bilgin pun bioplastik dari limbah kulit pisang. Diharapkan di masa depan mampu memerangi polusi yang disebabkan karena limbah produk plastik yang berbasis minyak bumi. Penemuan Bilgin ini memenangkan hadiah utama dan uang tunai 50.000 dolar AS di Scientific American Science dan memenangkan gelar juara harapan di Google Science Fair. Di masa depan pemuda ini berniat untuk menciptakan rumah kaca ramah lingkungan yang seluruh bagiannya terbuat dari limbah daur ulang.
8.
Dwi Nailul Izzah & Rintya Aprianti Miki, 17 tahun - Air Freshener dari kotoran sapi
Kalau penemuan yang satu ini datangnya
dari Indonesia. Dwi Nailul Izzah & Rintya Aprianti Miki, dua orang
remaja putri dari Indonesia. Kedua gadis ini mencoba untuk
mendayagunakan kembali limbah kotoran sapi menjadi pengharum ruangan
ramah lingkungan. Gadis-gadis itu mengumpulkan limbah kotoran dari
peternakan sapi di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Mereka mendiamkannya
untuk fermentasi selama tiga hari. Kemudian kotoran diekstraksi dan
dicampur dengan air kelapa. Cairan hasil ekstraksi tadi lalu disuling
untuk menghilangkan kotoran dan jadilah produk akhir udara cair dengan
aroma alami dari tumbuh-tumbuhan. Meskipun terbuat dari kotoran hewan tetapi ternyata pengharum ruangan ini memiliki aroma segar dan baik untuk kesehatan manusia karena tidak mengandung bahan kimia berbahaya seperti penyegar lainnya di pasaran.
Berkat penemuan mereka itu Dwi Nailul Izzah dan Rintya Aprianti Miki memenangkan hadiah pertama di Olimpiade Sains Project. Dan temuan mereka itu masih terus melaju di kancah lomba sains internasional. Tentu saja kedua remaja ini bukan satu-satunya anak muda Indonesia yang berlaga di kompetisi sains tingkat dunia. Masih banyak penemu-penemu muda kita yang berhasil menorehkan prestasi di bidang sains tingkat internasional.